Kamis, 17 Desember 2015

MAKALAH KONSEP DIRI



KONSEP DIRI (SELF CONCEPT)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir  Semester
Dosen Pengampu:
Moh. Irfan Burhani



Disusun Oleh:
Binti Mudkhiyatul Ummah            932141814
15 Desember 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang tetap eksis sampai sekarang. Proses pendidikan yang berlangsung, mempunyai ukuran standarisasi dalam menilai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tercapai.
Dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta melibatkan interaksi beberapa komponen, sering ditemukan mahasiswa yang tidak dapat meraih prestasi akademik yang setara dengan kemampuan intelegensianya. Karena pada dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.
Konsep diri salah satunya, konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, seperti karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian, dan lain sebagainya. Konsep diri dalam penelitian ini merupakan pandangan pengetahuan atau evaluasi mengenai diri sendiri yang mencakup dimensi fisik, karakteristik, pribadi, kelebihan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap tingkah laku individu. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh seorang siswa, sebaliknya semakin rendah skor yang didapat, maka semakin rendah konsep diri seorang siswa tersebut.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari konsep diri?
2.      Apa saja faktor-faktor konsep diri ?
3.      Bagaimanakah teori tentang konsep diri ?
4.      Apa saja ciri-ciri siswa yang memiliki konsep diri ?
5.      Bagaimana pentingnya konsep diri dalam proses belajar ?
C.       Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui pengertian konsep diri menurut beberapa ahli.
2.      Mahasiswa mengetahui faktor-faktor konsep diri.
3.      Mahasiswa memahami teori tentang konsep diri.
4.      Mahasiswa mengetahui ciri-ciri siswa yang memiliki konsep diri.
5.      Mahasiswa mengetahui pentingnya konsep diri dalam proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konsep diri
Dariyo (2004) mengatakan, salah satu karakteristik individu yang memiliki identitas diri yang baik adalah dengan konsep diri yang baik pula.[1] Konsep diri adalah gambaran yang diyakini individu tentang diri termasuk didalamnya penilaian individu tentang sifat dan potensi yang dimiliki, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, tujuan hidup, harapan, maupun keinginan (Sunaryo, 2004).[2]
Konsep diri menurut Burn (dalam Pudjijogyanti, 1988) sebagai hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri-nya sendiri.[3] Konsep diri akademik adalah penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya, yang meliputi kemampuan dalam mengikuti kuliah/ pelajaran, kemampuan dalam meraih prestasi di bidang akademik, serta aktivitas di kampus atau di dalam kelas yang juga berkaitan dengan persepsi, pikiran,perasaan, dan penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya (Atmasari, 2009).[4]
Konsep diri adalah penilaian, pandangan, dan perasaan seseorang tentang dirinya. Konsep diri terdiri atas dua aspek, yaitu konsep diri fisik yang tercermin pada penampilannya, dan konsep diri psikologis yang terinci atas konsep diri akademis dan konsep diri sosial. Dalam kaitannya dengan belajar perlu dibangun konsep diri yang positif, agar terbentuk kepercayaan diri. Hal ini senada dengan pendapat Cooper dan Sawot (dalam Priyadharma, 2001:18), bahwa  kepercayaan diri adalah kekuatan emosi yang didasarkan atas rasa harga diri dan makna diri. Semakin besar rasa percaya diri, semakin besar peluang untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktivitas.
Motivasi berprestasi termasuk jenis motivasi intrinsik. McClelland (1987) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dengan berpedoman pada suatu standar keunggulan tertentu (standards of exellence). Kemudian, Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala kegiatannya dengan menggunakan ukuran keunggulan sebagai perbandingan.[5]
Ditambah hasil penelitian Rola (2006) menyimpulkan bahwa konsep diri  yang dimiliki remaja berhubungan dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi bersifat positif, dimana Semakin positif konsep diri maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang Dimiliki remaja. Dan sebaliknya, semakin negatif konsep diri yang dimiliki remaja, maka semakin rendah motivasi berprestasi yang dimilikinya.[6]
B.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep diri
Menurut Stuart dan sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan self perception (persepsi diri sendiri).
1.      Teori Perkembangan.
Konsep diri berkembangan secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal  dan membedakan dirinya dan orang lain. dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpeisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau, pengenalan tubuh, nama panggilan pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2.      Significant other (orang yang terpenting atau terdekat).
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang terdekat, remaja di pengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hhidup, pengaruh budaya dan sosial.
3.      Self Perception (Persepsi diri sendiri).
Konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapt dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.[7]
Menurut Burns dalam slameto (1998:184) konsep diri:” the self concept refers to the connection of attitude and belief we hold about ourselves”. Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri merupakan suatu klepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit dirubah.[8]
C.      Pembagian Konsep Diri

Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep diri tersebut dikemukakan oleh Stuart & Sudeen (1991), yang terdiri dari :
1.      Gambaran Diri (body image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sudeen, 1991).Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerimastimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan danmulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1992).Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individumemandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspekpsikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya menerima danmengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar darirasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
2.      Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart & Sudeen, 1991). Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang penting pada idrinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja, ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992).
3.      Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart & Sudeen, 1991). Frekuensi tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat,1992).
4.      Peran
Peran adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat, 1992). Peran yang ditetapkan adalah perran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri (Keliat, 1992).
5.      Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart & Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat, 1992).[9]
D.      Teori Konsep diri
Konsep diri merupakan salah satu faktor intern dan juga merupakan suatu fondasi yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Bukan hanya keberhasilan dalam bidang akademis, melainkan yang lebih penting adalah keberhasilan hidup. Karena konsep diri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri dapat terbentuk dari suatu pengalaman seseorang yang didapat baik dari keluarga, lingkungan maupun ketika disekolah. Misalnya pengalaman dirumah. Sejak seorang anak dilahirkan, orang tua hendaknya memberikan banyak umpan balik yang positif dan memberikan kepercayaan kepada mereka.[10]
Konsep diri merupakan keyakinan,pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Rini, 2002). Konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berfikir dan mempunyai pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang (Gunawan, 2007). Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang (Jasinta F Rini, e-psikologi 2002).[11]
Konsep diri memiliki dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.Konsep diri yang positif bukanlah kebanggaan yang besar tentang diri tetapi lebih berupa penerimaan diri.Individu dengan konsep diri positif dapat mengenal dirinya sendiri dengan sangat baik dan dapat menerima apapun yang ada dalam dirinya.Konsep diri negatif merupakan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang bersifat negatif dan tidak mampu menerima dirinya, tidak mampu mengevaluasi diri, dan bersikap pesimis.Konsep diri negatif muncul karena pandangan seseorang tentang dirinya benar-benar tidak teratur.Ada dua jenis konsep diri negatif yaitu, pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur dan dia benar-benar tidak tahu siapa dia, apa kekuatan dan kelemahannya, atau apa yang dia hargai dalam hidupnya.Tipe kedua dari konsep diri negatif yaitu pandangan seseorangyang terlalu teratur dan stabil atau kaku.[12]
E.       Ciri-ciri siswa yang memiliki Konsep diri
Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri merupakan gambaran mental terhadap diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri, pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Salah satu ciri dari konsep diri yang negatif akan terkait secara langsung dengan pengetahuan yang tidak tepat terhadap diri sendiri, pengharapan yang tidak realistis atau mengada-ada, serta harga diri yang rendah. Untuk menghindari hal tersebut, Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep diri positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai berikut:
  1. mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi kehidupan yang dijalaninya.
  2. menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan manusia lainnya.
  3. mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagaimana orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain.
  4. bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
  5. menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya.
  6. kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya
  7. memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan, dan
  8. tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi yang ada pada dirinya.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang dikembangkan oleh seseorang (positif ataupun negatif) akan sangat menentukan bagaimana ia dapat menerima kondisi yang sedang terjadi atas dirinya, sekaligus bagaimana ia bersikap ketika sedang mengalami masalah atau kesulitan dalam kehidupannya.[13]
Sedangkan menurut Brook dan Emmert (Suprapto, 2007:25-26) menyatakan individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri :
a.       Percaya diri dan merasa setara dengan orang lain
b.      Menerima diri apa adanya, mengenal kelebihan dan kekurangan
c.       Mampu memecahkan masalah dan mampu mengevaluasi diri
d.      Menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya diterima masyarakat
e.       Bersikap optimis [14]
F.        Dimensi Konsep Diri
Konsep diri dapat dibagi menjadi empat bagian dasar, antara lain: actual versus ideal, and private versus social. Perbedaan actual – ideal mengacu pada persepsi individu tentang siapa dirinya sekarang (actual self concept) dan yang saya ingin menjadi (ideal self concept). Private self mengacu pada bagaimana saya atau ingin menjadi diri saya (private self concept), dan social self adalah bagaimana saya dilihat oleh orang lain atau bagaimana saya ingin dilihat oleh orang lain (social self concept) (Hawkins, 2007).
Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Eliana, 2003) konsep diri memiliki tiga dimensi yaitu: pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan tentang diri sendiri dan penilaian tentang diri sendiri.
a.       Pengetahuan (Knowledge)
Dimensi pertama dari konsep diri adalah mengenai apa yang kita ketahui mengenai diri kita, termasuk dalam hal ini jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, usia dsb. Kita memberikan julukan tertentu pada diri kita.
b.      Pengharapan (Expectation)
Pandangan tentang diri kita tidak terlepas dari kemungkinan kita menjadi apa di masa mendatang. Pengharapan dapat dikatakan diri ideal. Setiap harapan dapat membangkitkan kekuatan yang mendorong untuk mencapai harapan tersebut di masa depan.
c.       Penilaian (Estimation)
Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar kita menyukai diri kita sendiri. Semakin besar ketidak-sesuaian antara gambaran kita tentang diri kita yang ideal dan yang aktual maka akan semakin rendah harga diri kita. Sebaliknya orang yang punya harga diri yang tinggi akan menyukai siapa dirinya, apa yang dikerjakanya dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimensi penilaian merupakan komponen pembentukan konsep diri yang cukup signifikan.[15]
G.      Pentingnya konsep diri dalam proses belajar
Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat halhal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi (Wahyuni, 2007).
Faktor ini sangat berpengaruh dalam hasil belajar apabila kita lihat kepercayaan diri sangat diperlukan dan dimiliki dalam diri siswa, bagaimana siswa tersebut menyempurnakan dirinya sebelum mengikuti proses belajar. Untuk menyempurnakan dirinya dengan kepercayaan diri berarti siswa tersebut sudah benar-benar siap untuk mengikuti proses belajar dikelas.[16]
Sehingga dalam kepentingan prestasi, kemajuan dan perkembangan, konsep diri mempunyai peranan yang signifikan. Signifikannya tindakan manusia erat kaitannya bagaimana manusia mendefenisikan dirinya. Beberapa ahli jiwa mengatakan, “Dari system pendidikan yang terbukti berhasil dari seluruh dunia, konsep diri lebih penting dari materi pelajaran” (Ari, 2007).[17]

H.      Aspek-Aspek Konsep diri
Menurut Rola (2006) konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki oleh seorang individu dan mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, harapan, dan penilaian.
1.      Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki individu merupakan sesuatu yang individu diketahui tentang dirinya. Hal ini mengacu kepada istilah kuantitas seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan dan lain-lain. Serta sesuatu yang merujuk kepada kualitas seperti individu yang egois, baik hati, tenang, dan bertempramen tinggi. Pengetahuan bisa diperoleh dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembandingnya. Pengetahuan individu tidaklah menetap sepanjang hidupnya, penegtahuan bisa berubah dengan cara merubah tingkah laku individu tersebut atau dengan cara merubah kelompok pembanding.
2.      Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain individu mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki pandangan lain yaitu, tentang kemungkinan menjadi apa di masa mendatang. Setiap individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut berbeda untuk tiap individu.
3.      Penilaian
Dimenso terkhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri. Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya setiap hari. Penilaian terhadap dirinya adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat terjadi pada dirinya.[18]
I.         Jenis-jenis Konsep diri
Menurut Calhoum dan Acocella (1990), dalam perkembangannya konsep diriterbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1.      Konsep Diri Positif  menunjukkan bahwa adanya penerimaaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali.Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervarisi. Individu yang memiliki konsep diri positif yang dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yanbg sesuai dengan relatif, yaitu dengan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.
2.      Konsep Diri Negatif Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi duatipe, yaitu:
a.       Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur,tidak perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yangdihargai dalam kehidupannya.
b.      Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanyapenyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannyamerupakan cara hidup yang tepat.(Akhanggits, 2010)[19]

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Konsep diri adalah gambaran yang diyakini individu tentang diri termasuk didalamnya penilaian individu tentang sifat dan potensi yang dimiliki, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, tujuan hidup, harapan, maupun keinginan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan self perception (persepsi diri sendiri).
1.      Teori Perkembangan.
2.      Significant other (orang yang terpenting atau terdekat).
3.      Self Perception (Persepsi diri sendiri).
Konsep diri merupakan salah satu faktor intern dan juga merupakan suatu fondasi yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Bukan hanya keberhasilan dalam bidang akademis, melainkan yang lebih penting adalah keberhasilan hidup. Karena konsep diri merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep diri positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai berikut:
1.      Mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi kehidupan yang dijalaninya.
2.      Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan manusia lainnya.
3.      Mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagaimana orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain.
4.      Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
5.      Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya.
6.      Kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya.
7.      Memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan, dan
8.      Tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi yang ada pada dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Amwalina.”Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Kecemasann Menghadapi Ujian Nasional”. Jurnal Psikologi, (2009), 2; 1-18.

Andinny,Yuan. ”Pengaruh Konsep Diri Dan Berpikir Positif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”.  Jurnal Formatif, (2013), 3; 126-135.

Budiharto, Tri.”Hubungan Antara Konsep diri dan kesadaran sejarah dengan prestasi belajar”. Widya Sari, (2013), 2; 169-182.

Chairiyati,Lisa Ratriana. “Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik Dan Konsep Diri Akademik Dengan Prestasi Akademik”. Humaniora, (2013), 2; 1125-1137.

Dinata,Muhamad Riga Yoga.”Peran Konsep Diri Dan Kesiapan Kerja Terhadap Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Menghadapi Dunia Kerja”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, (2006), 1; 1-15.

Dwija,Wayan. “Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas Ii Sekolah  Menengah Atas Unggulan Di Kota Amlapura”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, (2008), 1; 4-13.

Efendi,Asep Lukman.”Hubungan Antara Konsep Diri Dalam Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa”. Jurnal Bimbingan Dan Konseling, (2014), 1;  1-13.

Novariandhini,Dinda Ayu.”Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Prestasi Akademik Siswa SMA Pada Berbagai Model Pembelajaran”. Jurnal ilmu Keluarga dan Konsumen, (2012), 2; 138-146.

Pambudi,Prabawati Setyo. “Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Keperawatan”. Jurnal Nursing Studies, (2012), 1; 149 – 156.


Prabadewi, Komang Diah Laxmy dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri. ”Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja Awal yang Tinggal di Panti Asuhan di Denpasar”. Jurnal Psikologi Udayana, (2014), 2; 261-270.

Rensi dan Lucia Rini Sugiarti. “Dukungan Sosial, Konsep Diri, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Kristen Yski Semarang”. Jurnal Psikologi,(2010), 2; 148-153.

Sahputra,Naam.”Hubungan Konsep diri dengan Prestasi Akademik),USU  Repositoryn”. (2009), 1-62.

Solihin,Muhamad. ”Hubungan Konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran Inkuiri pada konsep tekanan”. ( 2011), 1-339.

Sutera,Evie.”Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi AkademikMahasiswa S1 Keperawatan Semester V Stikes Nani Hasanuddin Makassar”. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, (2014), 2; 65-72.

Syafnimar,Dewi. “Hubungan Komponen Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Remaja Awal (12-16tahun)Dipanti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang”. Jurnal Keperawatan Jiwa ,( 2012), 2; 1-12.

Toni,Kantun.”Determinasi Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Sd Se-Kecamatan Buleleng”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, (2013), 3;  1-10.




[1] Komang Diah Laxmy Prabadewi dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri,( Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja Awal yang Tinggal di Panti Asuhan di Denpasar), Jurnal Psikologi Udayana,2 (2014),262.
[2] Prabawati Setyo Pambudi,( Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa
Keperawatan), Jurnal Nursing Studies,1 (2012),153.
[3] Rensi dan Lucia Rini Sugiarti,(Dukungan Sosial, Konsep Diri, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Kristen Yski Semarang), Jurnal Psikologi ,2( Juni, 2010),20.
[4] Lisa Ratriana Chairiyati, ( Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik Dan Konsep Diri Akademik Dengan Prestasi Akademik),Humaniora, 2 (Oktober 2013),1127.
[5] Wayan Dwija,( Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas Ii Sekolah  Menengah Atas Unggulan Di Kota Amlapura), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 1 (Januari 2008),5.
[6] Dewi Syafnimar,( Hubungan Komponen Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Remaja Awal (12-16tahun)Dipanti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang), Jurnal Keperawatan Jiwa, 2,(September 2012), 4.
[7] Muhamad Solihin,(Hubungan Konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran Inkuiri pada konsep tekanan),(Juni 2011),10-11.
[8] Tri Budiharto,(Hubungan Antara Konsep diri dan kesadaran sejarah dengan prestasi belajar),Widya Sari,2(Mei 2013),170.
[9] Dinda Ayu Novariandhini,(Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Prestasi Akademik Siswa SMA Pada Berbagai Model Pembelajaran),Jurnal ilmu Keluarga dan Konsumen,2,(Agustus 2012),140.
[10] Yuan Andinny,(Pengaruh Konsep Diri Dan Berpikir Positif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa),  Jurnal Formatif,3,(Agustus 2013),127.
[11] Amwalina, (Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional), Jurnal Psikologi, 2,(Mei 2009),5.
[12] Asep Lukman Efendi, ( Hubungan Antara Konsep Diri Dalam Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa), Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1,(April 2014), 4.
[14] Asep Lukman Efendi,.4.
[15] Muhamad Riga Yoga Dinata,( Peran Konsep Diri Dan Kesiapan Kerja Terhadap Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Menghadapi Dunia Kerja),Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,1, (Maret 2006), 3.
[16] Kantun Toni,( Determinasi Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Sd Se-Kecamatan Buleleng), e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,3(2013), 5.
[17] Evie Sutera,( Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi AkademikMahasiswa S1 Keperawatan Semester V Stikes Nani Hasanuddin Makassar), Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 2,(2014),66.
[18] Naam Sahputra,(Hubungan Konsep diri dengan Prestasi Akademik),USU Repository,(Medan 2009),27.
[19] Prabawati Setyo Pambudi,( Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa keperawatan), Jurnal Nursing Studies, 1,(2012),150.

1 komentar: